loading…
Mengenang Duel Muhammad Ali vs Ernie Terrell yang Guncang Tinju Kelas Berat. Foto: si.com
Pertarungan ini tidak hanya soal siapa yang lebih unggul di ring, tetapi juga penuh dengan tensi sejak awal. Ali dan Terrell saling melempar hinaan sebelum laga, bahkan terjadi insiden dorong-mendorong yang semakin memperkeruh suasana. Terrell, yang dijuluki “The Octopus” karena gaya bertarungnya yang cenderung bertahan dan merangkul lawan, memulai laga dengan baik dalam dua ronde pertama. Namun, mulai ronde ketiga, Ali mulai mengambil alih kendali pertarungan.
Ketepatan dan kekuatan pukulan Ali mulai menunjukkan hasilnya, menyebabkan pembengkakan parah di sekitar mata Terrell. Meskipun sempat menerima pukulan keras dari Terrell, Ali mampu bangkit dengan cepat dan kembali mendominasi. Puncaknya terjadi di ronde kedelapan ketika Ali terus mengejek dan mengintimidasi lawannya tanpa henti. Hingga akhir pertarungan, Terrell terlihat kelelahan dan tak mampu mengimbangi kecepatan serta teknik Ali.
Para juri akhirnya memberikan kemenangan mutlak untuk Ali dengan skor 148–138, 148–133, dan 148–137. Kemenangan ini semakin memperkokoh statusnya sebagai raja kelas berat.
Namun, kemenangan Ali tidak lepas dari kontroversi. Banyak pihak menilai Ali bisa saja mengakhiri pertarungan lebih cepat, tetapi sengaja memperpanjang laga untuk menghukum Terrell. Ali membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa Terrell adalah lawan yang tangguh, sehingga ia harus menjaga ritme serangannya agar tidak kehabisan tenaga.
Usai mengalahkan Terrell, Ali melanjutkan dominasinya dengan kemenangan atas Zora Folley lewat TKO di ronde ketujuh. Namun, kariernya terhenti sementara akibat keputusannya menolak wajib militer dalam Perang Vietnam. Sikap kontroversialnya ini membuat Ali dilarang bertanding selama tiga tahun dan dikenai denda sebesar 10.000 dolar AS. Hukuman penjara lima tahun yang sempat dijatuhkan kepadanya akhirnya dibatalkan, tetapi dunia tinju kehilangan salah satu petinju terbaiknya di masa puncak.
Meski sempat absen lama, Ali tetap menjadi ikon dalam sejarah tinju. Kemenangannya atas Terrell pada 6 Februari 1967 menjadi salah satu bukti kehebatannya di atas ring, sekaligus menegaskan mengapa ia layak mendapat julukan ‘The Greatest’.
(sto)