Kesempatan Stephen Fulton Sabet Gelar Juara Dunia 2 Divisi

Stephen Fulton memiliki kesempatan untuk menjadi juara dunia dua divisi, namun ia harus bertarung melawan Brandon Figueroa untuk meraihnya. Stephen Fulton, 30 tahun, yang berasal dari Philadelphia, mungkin memenangkan pertemuan pertamanya dengan Figueroa yang berasal dari Texas, Amerika Serikat, dalam divisi bantam super empat tahun yang lalu, namun pada tanggal 1 Februari mendatang, situasi akan berbeda karena mereka akan mempersiapkan diri untuk sebuah pertandingan ulang di T-Mobile Arena, Las Vegas.

Pertemuan sengit ini akan berlangsung dalam laga pendukung utama antara David Benavidez dan David Morrell, dengan gelar WBC di kelas 57,1 kilogram milik Figueroa dipertaruhkan. Fulton mengatakan bahwa ia siap untuk menghadapi kesulitan dalam menghadapi Figueroa yang melalui banyak pertarungan.

“Mungkin saya akan meraih gelar juara dunia lagi,” kata Fulton kepada BoxingScene. “Apa pun yang harus saya lakukan untuk menyelesaikan pekerjaan, itulah yang akan terjadi. Film remake ini telah membantu warisan saya dengan saya bertarung untuk sabuk WBC ini di kelas yang berbeda, jadi saya akan menjadi juara dunia dua divisi.”

Dalam sebuah laga yang ketat dan kompetitif, Fulton meraih kemenangan angka mutlak atas Figueroa dalam laga perdana mereka. Dua juri memberi nilai 116-112 untuk kemenangan Fulton setelah 12 ronde yang melelahkan, sementara juri ketiga memberi nilai imbang pada angka 114-114.

Fulton menjadi pemegang gelar juara dunia kelas bantam super WBC dan WBO dalam prosesnya dan berhasil mempertahankan gelar tersebut saat menghadapi Daniel Roman pada bulan Juni 2022. Namun Fulton kehilangan gelar tersebut dari bintang Jepang Naoya Inoue 13 bulan kemudian.

Pada bulan September tahun lalu, Fulton, 22-1 (8 KO), menang angka terbelah atas Carlos Castro dalam satu-satunya pertarungannya sejak kalah dari Naoya Inoue. Fulton berbicara tentang bagaimana ia harus belajar untuk menghadapi gaya tinju Figueroa di sisi dalam selama pertarungan pertama.

“Saya hanya harus menjadi diri saya sendiri dan saat saya menjadi diri saya sendiri, saya mengendalikan narasi. Saat saya menjadi diri saya sendiri, saat saya menjadi diri saya sendiri, bersenang-senang di sana, dan bertarung sesuka hati saya, serta melakukan penyesuaian yang perlu dilakukan,” katanya.

“Sekali lagi, saya harus bertarung dengan cara saya bertarung. Saya hanya harus menjadi diri saya sendiri, menunjukkan perbedaan. Saya tidak ingin berbicara terlalu banyak tentang apa yang ingin saya lakukan. Saya harus menjadi petarung yang cerdas. Saya harus mengungguli dirinya dan menjadi lebih pintar dari dirinya malam itu,”paparnya.